Proses
pendidikan merupakan suatu system yang terdiri dari input, proses dan output.
Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses
merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari
proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.
Terkait dengan
dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi
tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar
merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan
kegiatan belajar selama waktu yang telah ditemtukan bersama.
Dalam suatu
lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikatoryang penting untuk
mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh
factor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri.[1]
Motivasi
dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah
umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang merupakan konsep yang berkaitan dengan
konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya
sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan
tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.[2]
Sehubungan dengan hal tersebut ada
tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong
seseorang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak atau motor yang melepaskan energy dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
mitivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rukmusan tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-dperbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbautan-perbuatan yang tidask
bermanfaat bagi tujuan seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
lulus, tentu akan melakukan kegaitan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain sebab tidak
serasi dengan tujuan.
Dari pendapat di
atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar,
karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan
motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar
yang optimal.
Siswa yang
mempunyai motivasi yang kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin diri dimana
disiplin tersebut merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri
seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Atau pada garis besarnya motivasi
menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa, pembelajaran
yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai sesuai dengan
kebutuhan, dorongan, motif, minat, yang ada pada diri siswa.berhasil atau
gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan kedisiplinan kelas. Motivasi
merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran karena motivasi
menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.[3]
Dengan motivasi
orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin
dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini
sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif
sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko
dalam belajar.
Dalam kaitannya
dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi
diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa
yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi
belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik
dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu
dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan
timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan
belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan
tekun.
Indicator yang
timbul dari adanya motivasi:
1. Cita-cita
Cita-cita adalah sesuatu target
yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai
tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi
seseorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akar,
moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya
perkembangan kepribadian.
2. Kemampuan
belajar
Setiap siswa memiliki kemampuan
belajar yang berbeda. Hal ini diukur melalui taraf perkembangan berpikir siswa,
dimana siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit tidak sama dengan
siswa yang sudah sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Siswa yang
merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong
dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya
dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas
untuk
berbuat sesuatu.
3. Kondisi
siswa
Kondisi siswa dapat diketahui dari
kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena siswa adalah makluk yang terdiri
dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik siswa lebih cepat diketahui daripad
kondisi psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan
gejalanya daripada kondisi psikologis.
4. Kondisi
lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur
yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana
dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat
siswa merasa nyaman untuk belajar. Kebutuhan emosional psikologis juga perlu
mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui
yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
5. Unsur-unsur
dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis adalah
unsur-unsur yang keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya
gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa memiliki perasaan, perhatian,
kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau lemah.
6. Upaya
guru membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa
adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi
hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya
keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak
tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi melemah atau
hilang.[4]
Motivasi mempunyai fungsi yang
sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas
usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hawley menyatakan bahwa para siswa
yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan
para siswa yang memiliki motivasi
rendah. Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta
dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan
belajar. [5]
[1] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1990), 21
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), 170.
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), 123.
[4] Dimyati. Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1994), 90-92.
[5] Yusuf, Motivasi Dalam Belajar, (Jakarta: P2LPTK, 2003), 14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar